Ketika kita masih bayi mungkin tidak pernah tahu atau menyadari betapa besar rasa cinta orang tua kita kepada kita. Kita hanya tahu kalau mereka adalah orang terdekat kita, yang selalu menemani kita, merawat kita. Seiring dengan berjalannya waktu kita mulai menyadari betapa besar rasa sayang dan cinta yg diberikan orang tua kepada diri kita.
Namun seiring berjalannya waktu kita juga mulai berprasangka atau berpikiran kalau rasa sayang dan cinta orang tua kita itu mulai berkurang, rasa sayang yang dulu pernah diberikan berubah menjadi tindakan-tindakan yang menurut kita itu adalah suatu tindakan yang sangat menyakitkan bagi kita. Kita sering dimarahi, sering dilarang melakukan hal2 yang kita sukai. Bahkan mungkin dipukul jika malakukan suatu tindakan yang salah.
Karena hal-hal semacam itu sering kita membalas perbuatan orang tua kita dengan tindakan-tindakan yang 'mendurhakai' orang tua.
Seharusnya setelah kejadian2 tersebut kita harus menyadari bahwa sebenarnya orang tua kita melakukan hal2 tersebut karena mereka sayang kepada kita. Dan hal tersebut adalah salah satu bentuk transformasi cinta yang pertama.
Orang tua kita pastinya lebih tahu dan mengerti tentang diri kita, sehingga hal2 yang mereka lakukan tersebut adalah salah satu bentuk penyesuaian mereka kepada diri kita. Mereka selalu menyesuaikan ungkapan kasih sayang yang mereka berikan kepada kita.
Bayangkan saja, seumpama kita sudah bukan balita lagi namun ungkapan rasa sayang yang orang tua berikan kepada kita tetap sama seperti saat kita masih bayi atau balita. Pastinya kita akan malu jika didepan teman2,kita dicium berkali-kali orang tua kita. Saat kita berada di bangku Sekolah Dasar(SD), kasing saying yang orang tua berikan kepada kita juga berbeda dengan saat kita masih TK. Waktu TK mungki kita selalu diantar dan ditunggu saat sekolah. Namun saat SD orang tua kita tidak akan mungkin melakukan hal yang sama saat kita masih di TK.
Contoh lain misalnya, orang tua mencari uang untuk anaknya bukan semata-mata karena mereka merasa meraka memiliki kewajiban untuk memberikan nafkah kepada keluarganya. Namun karena mereka merasa saying kepada anak-anaknya. Jika pun hanya karena memiliki kewajiban mereka akan memberikan uang jajan kepada kita tanpa harus memberikannya secara langsung, meraka dapat menaruh uang jajan tersebut di atas meja atau di depan pintu kamar kita. Tapi buktinya tidak, setelah mereka meluangkan waktu dan tenaga untuk bekerja, mereka masih tetap memiliki waktu untuk kita. Mereka menyempatkan diri bertemu kepada kita untuk memberikan uang jajan dan memberikan sedikit nasehat kepada kita. Karena menurut meraka saat seperti itulah saat dimana meraka dapat memberikan nasehat yang akan didengarkan oleh anaknya.
Jadi kesimpulannya adalah rasa sayang yang diberikan orang tua kepada kita tidak selamanya sama, rasa saying yang diberikan orang tua kita dapat merubah menjadi sesuatu hal yang mungkin tidak pernah kita sadari sebelumnya. Jadi sayangilah orang tua kita dalam keadaan bagaimanpun.
0 Response to "Tranformasi Rasa Cinta Orang Tua Kepada Anaknya"
Posting Komentar